Purbalingga -
Sebagai upaya untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan,
serta menumbuhkan kedisiplinan guru dan murid MI Negeri 2
Purbalingga, madrasah secara rutin melaksanakan upacara bendera merah putih
setiap hari Senin.
Seluruh peserta upacara
terlihat mengenakan baju santri sebagai tindak lanjut dari Surat Perintah
Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga tentang Kegiatan Peringatan Hari Santri
Nasional Tahun 2025. Upacara berjalan dengan khidmat dan lancar. Seluruh siswa
kelas VI mengambil bagian sebagai petugas upacara. Sebuah proses yang membuahkan
hasil, setelah berlatih keras menerapkan Tata Upacara Sekolah yang benar, mereka
berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik di gelaran upacara hari ini (20/10/2025)
Seperti upacara bendera
sebelumnya, pembina upacara memberikan amanat dengan mengangkat tema tertentu.
Kali ini sebagai pembina upacara H. Achmadi, kepala madrasah mengambil tema
"Belajar dari Layang-layang". Melalui alat peraga berupa layang-layang,
pembina upacara menganalogikan perjalanan seseorang menggapai mimpi atau cita-cita
dengan seorang anak ketika memainkan layang-layang. Namun sebelum masuk ke inti
amanatnya, pembina upacara mengajak seluruh peserta upacara bernyanyi lagu “Layang-layang”,
yang membuat suasana lebih ceria dan hangat.
Setelah mengajak peserta
upacara bernyanyi, pembina upacara mengajukan pertanyaan, “Apa saja yang kalian
butuhkan untuk bisa menerbangkan layang-layang ini sampai angkasa?”
Pertanyaan ini disambut antusias
oleh para peserta upacara, terutama siswa laki-laki, secara runtut mereka
menjawab angin, benang, dan orang yang menerbangkan.
Menanggapi jawaban dari peserta
upacara, pembina upacara memberikan perumpamaan tentang seseorang yang ingin
berusaha menggapai cita-cita dalam hal ini diumpamakan sebagai orang yang ingin
menerbangkan layang-layang, maka yang dibutuhkan adalah:
1.
Angin, orang yang memiliki
cita-cita atau mimpi haruslah memiliki motivasi yang tinggi seperti layang-layang
yang harus diterbangkan tinggi maka harus ada angin sebagai pendorong atau
penggeraknya.
2.
Benang, untuk menggapai
cita-cita atau mimpi selain motivasi yang kuat, seseorang harus memiliki
pengendali agar tidak salah melangkah ketika sedang berusaha menggapai
cita-cita, seperti menghindarkan diri dari sifat sombong dan senantiasa berbakti
kepada orang tua, pembina upacara memberikan anlaogi berupa benang yang bisa kita
tarik ulur untuk menentukan arah terbang layang-layang.
3.
Orang yang menerbangkan, tentu
saja komponen penting agar layang-layang itu bisa terbang tinggi adalah pelaku.
Pelaku disini memiliki kuasa atau tanggung jawab atas layang-layangnya, dalam
hal ini pembina upacara menganalogikan bahwa setelah kita menumbuhkan motivasi yang
kuat dan pengendalian diri yang baik, ada Sang Maha Kuasa yang Maha Menentukan
Segalanya, artinya bentuk usaha apapun yang sudah kita ikhtiarkan, hasil tetap
ada di tangan Allah. Tugas kita sebagai manusia hanyalah bisa berusaha, berdoa, dan bertawakal.
Melalui amanat ini, pembina
upacara berpesan kepada siswa sebagai seorang pelajar yang mengemban tugas dan
tanggung jawab untuk belajar, sudah sepatutnya menanamkan motivasi yang kuat,
pengendali diri yang baik dan yang tidak kalah penting tunduk dan patuh kepada
perintah Allah SWT.
News Writer: Khunafatul
Arrofah
Editor: Achmadi
Photo: Ahmad Fauzi
Luar biasa
BalasHapus